Judul: Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang
Penulis: Nh. Dini
Bahasa: Indonesia
Kulit Muka: Soft Cover
Tebal: 224 Halaman
Berat Buku: 200 g
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Februari 2012
Kondisi: Bagus (BUKU Baru Stock Lama/SEGEL/Kondisi fisik sesuai foto)
Harga: Rp. 30.000,- SOLD OUT
Sinopsis
Sejak hidup memisahkan diri, Dini sudah bermaksud tidak akan tinggal di
Prancis untuk selamanya. Lalu disebabkan oleh kondisi kesehatannya yang
semakin rentan, dia memutuskan mempercepat kepulangannya ke Tanah Air.
Saudara-saudara, teman-teman, dan relasinya menyambut kedatangannya
dengan hangat. Mereka sangat penuh perhatian, sehingga Dini tidak merasa
kehilangan tatacara kehidupan di Eropa yang serba teratur, bersih, dan
disiplin. Dunia pendidikan-sosal-budaya di Tanah Air langsung dia
tekuni. Berbagai kesempatan tersuguh dalam urusan ecology atau
lingkungan hidup. Dini tidak hanya sebagai penonton yang berdiri di luar
garis. Berkat bantuan dan perhatian beberapa tokoh tertentu, dia terjun
langsung ke lapangan. Pengetahuannya mengenai kekayaan alam yang selama
itu dia temukan dalam bacaan, kini langsung dia serap di hutan dan
belantara Tanah Air.
Dan ketika dia pikir saatnya tiba untuk pulang kandang, hanya kota
Semarang dan kampung Sekayu-lah yang akan menjadi tujuan
kepindahannya...
*****
Ada beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal
dengan nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal
(1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran
(1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum
termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau
cerita kenangan. Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis
yang terus menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki. Terlepas dari
apa pendapat orang lain, ia mengatakan bahwa ia akan marah bila
mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender yang sering kali
merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul Dari
Parangakik ke Kamboja (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana
perilaku seorang suami terhadap isterinya. Ia seorang pengarang yang
menulis dengan telaten dan produktif, seperti komentar Putu Wijaya;
'kebawelan yang panjang.'
Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara
novel-novelnya itu bercerita tentang wanita. Namun banyak orang
berpendapat, wanita yang dilukiskan Dini terasa “aneh”. Ada pula yang
berpendapat bahwa dia menceritakan dirinya sendiri. Pandangan hidupnya
sudah amat ke barat-baratan, hingga norma ketimuran hampir tidak
dikenalinya lagi. Itu penilaian sebagian orang dari karya-karyanya. Akan
tetapi terlepas dari semua penilaian itu, karya NH Dini adalah karya
yang dikagumi. Buku-bukunya banyak dibaca kalangan cendekiawan dan jadi
bahan pembicaraan sebagai karya sastra.
Bukti keseriusannya dalam bidang yang ia geluti tampak dari pilihannya,
masuk jurusan sastra ketika menginjak bangku SMA di Semarang. Ia mulai
mengirimkan cerita-cerita pendeknya ke berbagai majalah. Ia bergabung
dengan kakaknya, Teguh Asmar, dalam kelompok sandiwara radio bernama
Kuncup Berseri. Sesekali ia menulis naskah sendiri. Dini benar-benar
remaja yang sibuk. Selain menjadi redaksi budaya pada majalah remaja
Gelora Muda, ia membentuk kelompok sandiwara di sekolah, yang diberi
nama Pura Bhakti. Langkahnya semakin mantap ketika ia memenangi lomba
penulisan naskah sandiwara radio se-Jawa Tengah. Setelah di SMA
Semarang, ia pun menyelenggarakan sandiwara radio Kuncup Seri di Radio
Republik Indonesia (RRI) Semarang. Bakatnya sebagai tukang cerita terus
dipupuk.
Pada 1956, sambil bekerja di Garuda Indonesia Airways (GIA) di Bandara
Kemayoran, Dini menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Dua Dunia.
Sejumlah bukunya bahkan mengalami cetak ulang sampai beberapa kali - hal
yang sulit dicapai oleh kebanyakan buku sastra. Buku lain yang tenar
karya Dini adalah Namaku Hiroko dan Keberangkatan. la juga menerbitkan
serial kenangan, sementara cerpen dan tulisan lain juga terus mengalir
dari tangannya. Walau dalam keadaan sakit sekalipun, ia terus berkarya.
Dini dikenal memiliki teknik penulisan konvensional. Namun menurutnya
teknik bukan tujuan melainkan sekedar alat. Tujuannya adalah tema dan
ide. Tidak heran bila kemampuan teknik penulisannya disertai dengan
kekayaan dukungan tema yang sarat ide cemerlang. Dia mengaku sudah
berhasil mengungkapkan isi hatinya dengan teknik konvensional.
Home »
2012
,
30.000
,
Buku Baru Stock Lama
,
BUKU TERJUAL
,
D
,
Gramedia Pustaka Utama
,
Nh. Dini
,
Non Fiksi
,
Novel
,
Sastra
» Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang
Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang
Buku-Buku Bagus
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.